Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) merupakan instrumen penting dalam pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). RBA tidak hanya berfungsi sebagai dokumen perencanaan keuangan, tetapi juga menjadi alat pengendalian kinerja agar pengelolaan BLUD lebih transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil.
Penyusunan RBA berbasis kinerja sangat penting karena mampu menghubungkan antara input, output, dan outcome yang dihasilkan oleh BLUD. Dengan pendekatan ini, setiap penggunaan anggaran dapat dikaitkan langsung dengan pencapaian target pelayanan publik.
Dalam artikel ini akan dibahas strategi praktis penyusunan RBA BLUD berbasis kinerja, tantangan implementasi, hingga contoh penerapannya di lapangan. Untuk pembahasan lebih komprehensif mengenai tata kelola BLUD, silakan merujuk ke artikel Bimtek BLUD Berkelanjutan: Penguatan Tata Kelola, Manajemen Risiko & Kepatuhan Regulasi
Konsep Dasar RBA BLUD
RBA adalah dokumen rencana keuangan tahunan yang menggambarkan rencana pendapatan, belanja, investasi, serta target kinerja BLUD. RBA wajib disusun setiap tahun dan menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan BLUD.
Ciri utama RBA berbasis kinerja:
-
Menyelaraskan anggaran dengan tujuan strategis BLUD.
-
Mengaitkan belanja dengan output dan outcome.
-
Mengedepankan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas.
-
Memiliki indikator kinerja yang terukur.
Perbedaan RBA Tradisional dan RBA Berbasis Kinerja
Aspek | RBA Tradisional | RBA Berbasis Kinerja |
---|---|---|
Fokus | Input (alokasi dana) | Output & outcome (hasil pelayanan) |
Perencanaan | Hanya anggaran | Integrasi anggaran & target kinerja |
Akuntabilitas | Terbatas pada penggunaan dana | Terukur melalui capaian indikator kinerja |
Fleksibilitas | Relatif kaku | Lebih adaptif terhadap kebutuhan layanan |
Landasan Hukum Penyusunan RBA BLUD
Penyusunan RBA BLUD berpedoman pada regulasi nasional yang menjadi payung hukum, di antaranya:
-
Permendagri No. 79 Tahun 2018 tentang BLUD
-
Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
-
Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
-
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Informasi resmi terkait regulasi BLUD dapat diakses melalui Kementerian Dalam Negeri RI.
Strategi Praktis Penyusunan RBA BLUD
Agar penyusunan RBA BLUD berjalan efektif, diperlukan langkah-langkah praktis berikut:
1. Analisis Kebutuhan Layanan
-
Melakukan pemetaan kebutuhan masyarakat.
-
Mengidentifikasi tren permintaan layanan.
-
Menyelaraskan kebutuhan dengan visi dan misi BLUD.
2. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)
-
Menentukan output (contoh: jumlah pasien yang dilayani).
-
Menentukan outcome (contoh: peningkatan kepuasan pasien).
-
Mengukur kinerja dengan indikator kuantitatif & kualitatif.
3. Penyusunan Rencana Pendapatan
-
Menganalisis potensi pendapatan BLUD (jasa layanan, hibah, APBD, atau dana lain).
-
Membuat proyeksi realistis berdasarkan tren historis.
4. Penyusunan Rencana Belanja
-
Mengalokasikan anggaran sesuai prioritas layanan.
-
Menyusun belanja operasional (gaji, operasional layanan).
-
Menyusun belanja investasi (alat kesehatan, teknologi, infrastruktur).
5. Penyusunan Rencana Investasi
-
Menyusun rencana jangka panjang pengembangan layanan.
-
Menentukan prioritas investasi berbasis urgensi.
6. Penyusunan Laporan RBA
-
Menyusun dokumen RBA sesuai format regulasi.
-
Melampirkan indikator kinerja dan target capaian.
-
Menyajikan laporan dengan prinsip transparansi.
Contoh Struktur Dokumen RBA BLUD
Bagian RBA | Isi Pokok |
---|---|
Pendahuluan | Latar belakang, tujuan, dasar hukum |
Analisis Kebutuhan | Identifikasi masalah & kebutuhan masyarakat |
Rencana Pendapatan | Sumber-sumber pendapatan BLUD |
Rencana Belanja | Belanja operasional & investasi |
Target Kinerja | Output, outcome, indikator kinerja utama |
Penutup | Kesimpulan, komitmen pencapaian, dan tindak lanjut |

Strategi praktis penyusunan RBA BLUD berbasis kinerja untuk meningkatkan efektivitas tata kelola keuangan dan pelayanan publik.
Tantangan Penyusunan RBA BLUD
Meski memiliki manfaat besar, implementasi RBA berbasis kinerja tidak lepas dari tantangan.
Beberapa kendala yang sering dihadapi:
-
Keterbatasan SDM dalam penyusunan RBA berbasis kinerja.
-
Kurangnya data akurat untuk mendukung analisis kebutuhan.
-
Keterbatasan sistem informasi dalam pengelolaan keuangan.
-
Budaya organisasi yang belum sepenuhnya mendukung kinerja berbasis outcome.
Solusi Praktis Mengatasi Tantangan
-
Melaksanakan pelatihan dan Bimtek RBA BLUD secara berkala.
-
Mengembangkan sistem informasi manajemen BLUD.
-
Melakukan koordinasi lintas unit untuk perencanaan yang komprehensif.
-
Mendorong budaya organisasi berbasis hasil.
Studi Kasus: Penerapan RBA Berbasis Kinerja di RSUD
Sebuah RSUD di Jawa Timur menerapkan penyusunan RBA berbasis kinerja sejak 2020. Hasilnya:
-
Tingkat efisiensi anggaran meningkat sebesar 15%.
-
Laporan keuangan lebih transparan, sesuai standar akuntansi pemerintahan.
-
Indeks kepuasan pasien meningkat dari 75% menjadi 88%.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa RBA berbasis kinerja mampu mendorong layanan yang lebih baik sekaligus meningkatkan akuntabilitas.
Hubungan RBA BLUD dengan Tata Kelola
Penyusunan RBA tidak dapat dipisahkan dari prinsip tata kelola BLUD. Dengan menerapkan RBA berbasis kinerja, BLUD secara otomatis memperkuat transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pengelolaan anggaran.
Hal ini sejalan dengan prinsip good governance yang dibahas lebih mendalam dalam artikel Bimtek BLUD Berkelanjutan: Penguatan Tata Kelola, Manajemen Risiko & Kepatuhan Regulasi
Rekomendasi Penerapan
Untuk memperkuat implementasi RBA berbasis kinerja, BLUD perlu memperhatikan hal berikut:
-
Menetapkan tim penyusun RBA dengan keahlian manajerial & teknis.
-
Menyusun RBA berbasis data yang akurat.
-
Melibatkan stakeholder internal & eksternal dalam proses penyusunan.
-
Menetapkan indikator kinerja SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
-
Mengintegrasikan RBA dengan sistem monitoring & evaluasi.
FAQ
1. Apa perbedaan utama RBA BLUD berbasis kinerja dengan tradisional?
RBA berbasis kinerja menekankan pada hasil (output dan outcome), sementara RBA tradisional fokus pada alokasi dana (input).
2. Apakah setiap BLUD wajib menyusun RBA berbasis kinerja?
Ya, sesuai regulasi, setiap BLUD wajib menyusun RBA sebagai dasar pengelolaan keuangan, dan penyusunan berbasis kinerja sangat dianjurkan.
3. Bagaimana cara menyusun indikator kinerja dalam RBA?
Indikator ditetapkan berdasarkan output dan outcome yang relevan dengan visi misi BLUD, serta harus terukur dan realistis.
4. Apa manfaat RBA berbasis kinerja bagi masyarakat?
Masyarakat mendapatkan layanan yang lebih efektif, efisien, dan terukur, karena anggaran digunakan langsung untuk hasil pelayanan.
Kesimpulan
Penyusunan RBA BLUD berbasis kinerja adalah langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas tata kelola keuangan sekaligus memastikan pelayanan publik yang optimal. Dengan pendekatan ini, setiap anggaran yang dikeluarkan tidak hanya tercatat sebagai belanja, tetapi juga memiliki dampak nyata terhadap kepuasan dan kesejahteraan masyarakat.
Sudah saatnya setiap BLUD bertransformasi melalui penerapan RBA berbasis kinerja yang terstruktur, transparan, dan berorientasi pada hasil.
Segera ikuti pelatihan penyusunan RBA BLUD berbasis kinerja bersama lembaga terpercaya untuk memastikan pengelolaan keuangan dan layanan publik lebih efektif.